Setelah lama memimpikan memiliki
mobil klasik Toyota Corolla 1973, akhirnya keinginan Suparnen Ginting terwujud
di tahun 2011. Untuk memaksimalkan tampilan uniknya, sang pemilik mobil,
memodifikasinya dengan membalutkan 1.000 berlian imitasi.
Untuk bisa membawa pulang
Corolla lansiran 43 tahun lalu ini, Suparnen berburu informasi ke berbagai
daerah hingga Pulau Jawa, meski akhirnya ia mendapatkan di Medan. Namun, kata
dia, tidak mudah. Butuh negosiasi alot hingga bisa membelinya seharga Rp 35
juta.
"Dulu saya sering
melihat mobil tua dari majalah otomotif, kemudian untuk memperdalam pengetahuan
tentang otomotif saya berdiskusi dengan teman‑teman di komunitas. Akhirnya saya
memutuskan untuk mencari mobil Toyota Corolla 1973 karena bodinya bagus.
Apalagi pengguna mobil itu sekarang dapat dihitung jari," katanya saat
berbincang di kantor Tribun Medan, Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Kamis
(13/2).
Suparnen mengungkapkan, awal
dibeli kondisi mobil dalam keadaan standar. Sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk memodifikasinya. Termasuk mencari aksesoris ke berbagai kota.
"Aku beli masih kondisi
standar, awalnya bingung untuk memodifikasi mobil retro ini. Saya suka mobil
ini lantaran unik. Proses ubahan pertama sekali saya ganti pelek menggunakan
BBS ukuran 15". Agar tampilan mobil itu kian keren saya ceperkan empat
jari," ujarnya.
Setelah itu, kata Suparnen,
dikembangkan dengan menambah aksesoris dan ubahan lain seperti mencari spion
tanduk hingga ke Surabaya dan lampu sein dari Bandung. "Kemudian saya
lanjutkan ke bagian interior. Misalnya pakai stir Momo, jok racing model bucket
dan dashboard berbalut kulit MB-Tech," katanya. Untuk perpaduan warna
interior ia memilih warna cerah agar terlihat bersih dan mewah.
Selain itu, Suparnen memasang
audio di bagian bagasi belakang mobil dengan perangkat sound Accelera, juga
dilengkapi mini bar yang disertai gelas dan botol-botol minuman, dilengkapi
hiasan boneka."Setelah audio, kemudian saya balut sekitar 1.000 berlian
imitasi pada beberapa bagian seperti pada seluruh dashboard, stir, sound
belakang serta pada bagian lampu depan, khususnya di lingkaran. Dengan adanya
berlian itu, konsep Retro Elegant pada mobil makin mencolok dan unik hingga
perhatian banyak orang," ungkapnya.
Adapun proses pengerjaan
modifikasi, lanjut dia, butuh waktu dua tahun. Hal itu lantaran sulitnya
mencari suku cadang dan aksesoris hingga keluar Sumatera. "Paling berkesan
spion tanduknya. Sudah cari di Medan enggak dapat dan online enggak dapat juga.
Waktu main ke Surabaya saya jumpa dengan toko aksesoris mobil, ketika itu lihat
spion tanduk cuman satu dan sempat bernegosiasi karena harganya tinggi. Setelah
nego panjang akhirnya aku beli Rp 1 juta. Selain itu, awalnya saya cat bodi dengan
warna merah, karena sudah ada yang ikut lalu saya ganti biru," ujarnya.
(Jefri Susetio Reporter Tribun Medan)
biofile |
Nama: Suparnen Ginting
Lahir: Kabanjahe, 25 Maret
1986
Alamat: Jalan Seropa Raya
Medan
Klub: Komunitas Kijang Club
(IKC)
retro elegan |
‑ Pabrikan Toyota
- Jenis Corona Tahun
1973
‑ Pelek BBS ukuran 15 inci
‑ Ban BS 95/50
‑ Power MAX audio
‑ Sound Accelera
‑ Jok Racing Model Bucket
bahan MB-Tech
‑ Head unit Pioneer
‑ Stir Momo
‑ Jok MB-Tech
‑ Thule
‑ Mini bar
‑ Dibalaut 1.000 berlian
imitasi
‑ Spion tanduk
‑ Knalpot HKS